Mengenal Jenis - jenis Baterai - Edukasi Elektronika | Electronics Engineering Solution and Education

Monday 26 December 2022

Mengenal Jenis - jenis Baterai

jenis - jenis baterai

Baterai merupakan sebuah alat yang bisa merubah energi kimia yang disimpannya menjadi energi listrik yang bisa digunakan oleh suatu perangkat elektronik. Hampir semua perangkat elektronik portabel seperti laptop, handphone, senter atau remote control menggunakan baterai sebagai sumber listriknya. Adanya baterai membuat kita tidak perlu menyambungkan kabel listrik untuk bisa mengaktifkan perangkat elektronik, sehingga bisa dengan mudah dibawa kemana-mana. Dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menemui dua jenis baterai yaitu baterai yang hanya dipakai sekali saja dan baterai yang bisa diisi ulang. 

 

Setiap baterai terdiri dari terminal positif (katoda) dan terminal negatif (anoda) serta elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar. Output arus listrik dari baterai yaitu arus searah atau disebut juga dengan arus DC. Umumnya, baterai terdiri dari dua jenis yaitu baterai primer yang hanya sekali pakai dan baterai sekunder yang bisa diisi ulang. 

 

1. Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai / Single Use)

 

Baterai primer merupakan baterai yang bisa digunakan sekali saja dan paling sering ditemukan di pasaran. Hampir semua toko dan supermarket menjualnya. Hal ini dikarenakan penggunaannya yang luas dengan harga yang lebih terjangkau. Pada umumnya, baterai jenis ini memberikan tegangan 1,5 Volt dan terdiri dari berbagai jenis ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil), C (medium) dan D (besar). Disamping itu, terdapat baterai primer yang berbentuk kotak dengan tegangan 6 Volt atau pun 9 Volt. 

 

Jenis – jenis baterai yang tergolong dalam kategori baterai primer antara lain : 

 

• Baterai Zinc-Carbon 

 

Baterai Zinc-Carbon sering disebut dengan baterai “Heavy Duty” yang biasa kita temui di toko atau pun supermarket. Baterai jenis ini terdiri dari bahan Zinc yang berfungsi sebagai terminal negatif dan pembungkus baterainya.

 

• Baterai Alkaline 

 

Baterai alkaline memiliki daya tahan yang lebih lama dengan harga yang lebih mahal dibandingkan dengan baterai Zinc-Carbon. Elektrolit yang digunakan berupa potassium hydroxide yang merupakan zat alkaline sehingga namanya disebut juga dengan baterai alkaline. Saat ini banyak baterai yang menggunakan alkaline sebagai elektrolit, namun menggunakan bahan aktif lainnya sebagai elektrodanya. 

 

• Baterai Lithium

 

Baterai lithium menawarkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan jenis-jenis baterai primer lainnya. Baterai lithium bisa disimpan lebih dari 10 tahun dan bisa bekerja pada suhu yang sangat rendah. Adanya kelebihan tersebut, baterai lithium ini jadi sering digunakan untuk aplikasi memori back-up pada mikrokomputer maupun jam tangan. Biasanya, baterai lithium dibuat seperti bentuk uang logam atau disebut dengan baterai koin. Ada juga yang menyebutnya dengan button cell atau baterai kancing.

 

• Baterai Silver Oxide

 

Baterai silver oxide merupakan baterai yang harganya tergolong mahal. Hal ini dikarenakan tingginya harga perak (silver). Baterai silver oxide bisa dibuat untuk menghasilkan energi yang tinggi namun dengan bentuk yang relatif kecil dan ringan. Baterai jenis ini sering dibuat dalam bentuk baterai koin atau baterai kancing. Baterai silver oxide sering digunakan pada jam tangan, kalkulator maupun aplikasi militer. 

 

2. Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang / Rechargeable)

 

Baterai sekunder merupakan jenis baterai yang bisa diisi ulang. Pada prinsipnya, cara baterai sekunder menghasilkan arus listrik sama dengan baterai primer. Hanya saja, reaksi kimia pada baterai sekunder ini bisa berbalik. Ketika baterai digunakan dengan menghubungkan beban pada terminal baterai, elektron akan mengalir dari negatif ke positif. Sedangkan ketika sumber energi luar dihubungkan ke baterai sekunder, elektron akan mengalir dari positif ke negatif sehingga terjadi pengisian muatan pada baterai. Jenis – jenis baterai yang bisa diisi ulang antara lain baterai Ni-Cd, Ni-MH dan Li-Ion. Berikut penjelasan dari jenis – jenis baterai yang dimaksud :

 

• Baterai Ni-Cd (Nickel-Cadmium)

 

Baterai Ni-Cd merupakan jenis baterai sekunder yang menggunakan Nickel Oxide Hydroxide dan Metallic Cadmium sebagai bahan elektrolitnya. Baterai Ni-Cd memiliki kemampuan beroperasi dalam jangkauan suhu yang luas dan siklus daya tahan yang lama. Di sisi lain, baterai Ni-Cd akan melakukan discharge sendiri sekitar 30% per bulan ketika tidak digunakan. Baterai Ni-Cd mengandung 15% tosik atau racun yaitu bahan carcinogenic cadmium yang bisa membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Pada saat ini penggunaan dan penjualan baterai Ni-Cd dalam perangkat portabel konsumen sudah dilarang oleh EU (European Union) berdasarkan peraturan “Directive 2006/66/EC” atau dikenal dengan “Baterry Directive”.

 

• Baterai Ni-MH (Nickel-Metal Hybride)

 

Baterai Ni-MH memiliki kelebihan yang hampir sama dengan baterai Ni-Cd, namun baterai Ni-MH memiliki kapasitas 30% lebih tinggi dibandingkan dengan baterai Ni-Cd serta tidak memiliki zat berbahaya cadmium yang bisa merusak kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Baterai Ni-Cd bisa diisi ulang hingga ratusan kali sehingga bisa menghemat biaya dalam pembelian baterai. Baterai Ni-MH memiliki self discharge sekitar 40% setiap bulan apabila tidak digunakan. Saat ini baterai ini banyak digunakan dalam radio komunikasi dan kamera. Meskipun tidak memiliki zat berbahaya cadmium, baterai Ni-MH tetap mengandung sedikit zat berbahaya yang bisa merusak kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan daur ulang dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat. 

 

• Baterai Li-Ion (Lithium-Ion)

 

Baterai Li-Ion merupakan jenis baterai yang paling banyak digunakan pada peralatan elektronika portabel seperti digital kamera, handphone laptop atau pun video kamera. Baterai Li-Ion memiliki daya tahan siklus yang tinggi dan lebih ringan sekitar 30% serta menyediakan kapasitas yang lebih tinggi sekitar 30% apabila dibandingkan dengan baterai Ni-MH. Rasio self discharge yaitu sekitar 20% per bulan. Baterai Li-Ion lebih ramah lingkungan karena tidak mengandung zat berbahaya cadmium. Meskipun tidak memiliki zat berbahaya cadmium, baterai Li-Ion tetap mengandung sedikit zat berbahaya yang bisa merusak kesehatan manusia dan lingkungan hidup. Oleh karena itu, perlu dilakukan daur ulang dan tidak boleh dibuang di sembarang tempat.

 

No comments:

Post a Comment