Pengertian dan Penjelasan tentang Ohmmeter - Edukasi Elektronika | Electronics Engineering Solution and Education

Thursday 4 May 2023

Pengertian dan Penjelasan tentang Ohmmeter

 

Ohmmeter merupakan suatu perangkat atau alat elektronik yang dirancang untuk mengukur resistansi dari berbagai jenis objek. Alat dilengkapi dengan sebuah jarum jam sebagai penunjuk skalanya. Pada umumnya, ohmmeter memiliki harga yang relatif murah dengan tingkat akurasi yang cukup tinggi. Cek kondisi baterai dan uji terlebih dahulu pada benda yang nilai hambatannya sudah diketahui untuk mengetahui tingkat kualitas saat membelinya. Ohmmeter digunakan untuk mengukur jumlah listrik yang dihasilkan dari suatu pergeseran. Gerakan pergeseran tersebut seperti suatu elektron yang melewati sebuah konduktor atau penghantar listrik. Pengukuran semacam ini sebanding dengan “Hukum Ohm” yang berbunyi bahwa arus listrik pada suatu rangkaian pasti selalu berbanding lurus dengan jumlah tegangan. Hukum ini dikemukakan pertama kali oleh Georg Simon Ohm yaitu seorang Fisikawan yang berasal dari Jerman. 

 

Ohmmeter

Jenis – jenis Ohmmeter

 

Ada dua jenis Ohmmeter yang bisa digunakan oleh para ahli elektro. Berikut ini uraian singkat dari kedua jenis Ohmmeter tersebut :

 

• Ohmmeter Analog

 

Alat ukur analog memiliki model perhitungan yang lebih manual dan sederhana untuk dibaca. Nantinya ada jarum ukur yang berhenti pada angka tertentu. Kita harus membacanya dengan lebih teliti dan detail tentang angka yang diarahkan oleh jarum penunjuk. Biasanya alat ukur ini lebih sering digunakan oleh tukang service TV dan komputer. 

 

Baca juga : Voltmeter : Pengertian, Fungsi dan Jenis – jenisnya


• Ohmmeter Digital

 

Alat ukur digital memiliki tingkat akurasi yang jauh lebih detail dan akurat. Nilai hambatan yang dihasilkan oleh ohmmeter digital memiliki tambahan satuan yang jauh lebih terperinci. Pilihan pengukurannya pun jauh lebih variatif jika dibandingkan dengan ohmmeter jenis analog. Hanya saja, jenis ini memiliki kekurangan yaitu susah melakukan monitoring terutama ketika voltase tidak stabil atau naik turun. 

 

Fungsi Ohmmeter

 

Ohmmeter lebih menitikberatkan pada fungsi hambatan atau resistansi saja. Secara rinci, ohmmeter berfungsi untuk mengukur suatu hambatan listrik menjadi daya yang akan menahan aliran listrik pada sebuah konduktor. Ohmmeter menggunakan perangkat galvanometer yang bisa melihat besarnya arus listrik. Hasil akhirnya akan dikalibrasikan ke dalam satuan khusus yaitu Ohm. Selain berfungsi untuk mengatur hambatan, ohmmeter bisa juga mendeteksi adanya kerusakan yang terjadi pada suatu rangkaian listrik. Ohmmeter mampu mengecek apakah ada saklar, kabel atau sekering yang putus atau pun terbakar. Kemudian bisa dilakukan tindakan perbaikan pada titik yang rusak. 

 

Rumus Hambatan

 

R = V / I

 

R = Hambatan

 

V = Tegangan

 

I = Arus

 

Bagian – bagian Ohmmeter

 

1. Sekrup

 

Sekrup digunakan untuk mengatur jarum meter. Sebelum memulai kegiatan pengujian, biasanya jarum penunjuk harus diletakkan pada posisi nol. Untuk pemutarannya bisa dibantu dengan obeng pipih berukuran kecil. 

 

2. Tombol “Zero Ohm Adjust Knob”

 

Tombol ini digunakan untuk mengatur jarum meter agar berada pada angka nol atau zero. Bagian ini memiliki peran penting untuk memperoleh nilai akurasi yang tinggi. 

 

3. Saklar Pemilih

 

Saklar pemilih sering disebut dengan istilah “Range Selector Switch”. Tujuannya untuk memilih batas ukuran dan posisi pengukurannya.

 

4. Lubang Kutub Positif dan Negatif

 

Lubang ini berfungsi untuk memasukkan test lead atau ujung kabel. Kabel berwarna merah ditancapkan pada kutub positif (+). Sedangkan kabel berwarna hitam ditancapkan pada kutub negatif (-).  

 

5. Probe (+) dan (-)

 

Probe ini terdiri dari dua jenis yaitu dengan ujung kabel merah dan hitam. Keduanya memiliki arah kutub yang berlawanan yaitu positif dan negatif. 

 

Cara Penggunaan Ohmmeter

 

1. Matikan semua daya pada setiap rangkaian yang sedang diuji dengan cara memutuskan setiap sambungan yang ada. Hal ini bertujuan untuk memperoleh nilai akurasi yang tepat dan menjamin keselamatan kita. 

 

2. Pilihlah alat ukur yang sesuai dengan kebutuhan, baik jenis analog maupun digital dengan auto range yang umum dari 0 – 10 hingga 0 – 10.000.

 

3. Cek kembali kondisi baterai ketika pertama kali membelinya. Biasanya sudah otomatis berada di dalam alat ukur tersebut atau dalam kemasan terpisah yang kemudian bisa dipasang sendiri.

 

4. Kemudian masukkan kabel timah penguji ke dalam soket meteran. Biasanya telah ditandai dengan warna merah untuk kutub (+) dan warna hitam untuk kutub (-). 

 

5. Aturlah meteran ke arah nol atau zero terlebih dahulu. Resistansi nol tersebut harus selalu diperhatikan ketika kedua ujung probe tersebut mulai terhubung satu sama lain.

 

6. Pilihlah perangkat atau rangkaian listrik yang akan diuji tingkat resistansinya. Sebagai langkah awal, coba ujikan pada benda yang sudah diketahui nilai hambatannya. Jika sudah akurat, aplikasikan pada peralatan elektronik yang lain.

 


No comments:

Post a Comment