Mengenal Perbedaan Multimeter Analog dan Multimeter Digital - Edukasi Elektronika | Electronics Engineering Solution and Education

Friday 13 January 2023

Mengenal Perbedaan Multimeter Analog dan Multimeter Digital

Multimeter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur resistansi (hambatan), tegangan dan arus listrik. Oleh karena itu, multimeter sering disebut juga sebagai AVOMETER yang diambil dari singkatan tiga satuan pengukuran ini yaitu ampere (A), volt (V) dan ohm (O). Ada juga yang menyebutkan sebagai multitester yaitu tester atau alat tes yang bisa mengukur beberapa jenis pengukuran listrik. Apapun sebutannya, alat yang dimaksud tersebut adalah sama yaitu multimeter yang digunakan untuk mengukur arus listrik, tegangan listrik dan hambatan listrik. Multimeter merupakan alat ukur yang sangat penting bagi para teknisi listrik atau pun penghobi elektronika. Dengan alat ini, kita bisa mengukur nilai resistor, mengukur nilai tegangan listrik PLN atau pun baterai dan aki serta mengukur jumlah arus listrik yang mengalir pada suatu perangkat listrik atau elektronik.

 

 

Pada umumnya, multimeter bisa diklasifikasikan menjadi dua jenis utama yaitu multimeter analog (AMM) dan multimeter digital (DMM). Perbedaan utama keduanya adalah pada tampilan layarnya. Multimeter analog menggunakan jarum untuk menunjukkan nilai atau hasil pengukurannya. Sedangkan multimeter digital akan menunjukkan nilai atau hasilnya sebagai angka pada layarnya. Selain perbedaan utama tersebut, terdapat juga perbedaan lainnya seperti faktor akurasi, harga, kalibrasi, cara baca dan faktor lainnya yang akan dibahas di bawah ini. Sebelum itu, berikut ini uraian singkat multimeter analog (AMM) dan multimeter digital (DMM).

 

Pengertian Multimeter Analog

 

Multimeter analog merupakan jenis multimeter yang menggunakan skala jarum untuk mengukur kuantitas listrik seperti tegangan, arus dan resistansi (hambatan) yang kita kenal sebagai multimeter analog. Pada dasarnya, setiap kali kuantitas listrik di ukur dengan multimeter analog yang akan menampilkan hasilnya dalam bentuk analog yaitu dengan menggunakan pointer jarum untuk menunjukkan nilai skalanya. Pembacaan pada skala mencerminkan kuantitas yang akan diukur.

 

Hasil pengukuran yang berbentuk skala ini dibentuk oleh kumparan bergerak dengan jarum yang menunjukkan nilai masing-masing pada skala. Prinsip dasar operasinya yaitu defleksi penunjuk atau jarum yang sesuai dengan gaya yang diberikannya. Pada dasarnya, multimeter analog ini terdiri dari sebuah inti yang berbentuk drum atau silinder diantara sepasang magnet permanen dan di sekitar drum tersebut ada sebuah lilitan gulungan. Jarum penunjuk diikat pada koil atau lilitan gulungan tersebut. Pada saat sejumlah arus diukur melalui lilitan gulungan atau koil, maka akan terjadi induksi medan magnet yang menggerakkan jarum untuk menunjukkan nilai tertentu pada skala multimeter analog.

 

Pengertian Multimeter Digital

 

Multimeter Digital merupakan jenis multimeter yang menggunakan tampilan digital untuk mewakili kuantitas listrik yang diukur dalam bentuk digit. Setelah adanya multimeter digital dengan harga yang semakin terjangkau, penggunaan multimeter analog menjadi makin berkurang. Hal ini dikarenakan beberapa faktor menguntungkan yang terkait dengan penggunaan multimeter digital itu sendiri.

 

Baca juga : AVO Meter / Multimeter / Multitester 

 

Komponen utama multimeter digital yaitu sebuah unit display bersama dengan enkoder, sirkuit pengkondisi sinyal, konverter analog ke digital dan bagian-bagian pendukung lainnya. Misalnya dalam pengukuran hambatan sebuah resistor, sejumlah arus listrik dari multimeter tersebut akan diberikan ke resistor yang akan diukur hambatannya. Tegangan pada resistor tersebut akan dihitung oleh multimeter tersebut menjadi nilai hambatan dan dikonversikan melalui ADC (Analog to Digital Converter) agar nilai hambatan resistor yang bersangkutan bisa ditampilkan pada display LCD multimeter digital tersebut.

 

Perbedaan Multimeter Analog dan Digital

 

Multimeter

Berikut ini beberapa perbedaan mendasar antara multimeter analog dan multimeter digital :


• Multimeter analog menampilkan hasilnya dalam bentuk analog sehingga tidak memerlukan konverter analog ke digital. Sedangkan multimeter digital memerlukan konverter analog ke digital di dalamnya.

 

• Keakuratan multimeter analog relatif lebih rendah dibandingkan dengan multimeter digital. Hal ini dikarenakan multimeter digital memberikan hasil yang lebih akurat jika dibandingkan dengan multimeter analog.

 

Multimeter analog digunakan untuk pengukuran kuantitas seperti tegangan, arus dan resistansi. Sedangkan multimeter digital bisa mengukur kuantitas lainnya seperti ukuran impedansi, kapasitansi dan lain sebagainya.


Multimeter analog dikalibrasi secara manual, sedangkan multimeter digital dikalibrasi secara otomatis.

 

Multimeter analog cukup sulit digunakan dan perlu sedikit usaha untuk mengerti pembacaan penunjukan jarum pada skala multimeter. Sedangkan multimeter digital memberikan kemudahan pengukuran dan pembacaannya yang langsung menampilkan nilai atau hasil pengukuran dalam bentuk angka atau digit.

 

• Multimeter memerlukan komponen seperti encoder, LCD, ADC, sirkuit logika dan lain sebagainya yang menjadikan sirkuit multimeter digital lebih kompleks daripada multimeter analog yang di dalamnya tidak memerlukan komponen-komponen tersebut.

 

• Secara fisik, ukuran multimeter analog lebih besar daripada multimeter digital.

 

Multimeter analog menunjukkan lebih sedikit kerentanan terhadap noise listrik selama pengukuran. Sedangkan multimeter digital lebih rentan terhadap gangguan listrik.

 

• Impedansi input dari multimeter analog yaitu variabel, sehingga akan berubah dengan rentang tertentu. Sedangkan impedansi multimeter digital akan konstan untuk semua rentang pengukuran.

 

• Untuk mewakili polaritas terbalik, jarum penunjuk multimeter analog akan membelok ke kiri. Ssedangkan multimeter digital menampilkan tanda negatif untuk menunjukkan polaritas terbalik pada pengukurannya.

 

No comments:

Post a Comment